Keindahan Masjid Berornamen Kekaisaran Ottoman di Tengah Klasiknya Kota Sofia

Jalan-jalan sore merupakan salah satu rutinitas anak magang setelah jam kantor berakhir (eh mungkin hanya rutinitas kami, ntah bagaimana kehidupan anak magang yang lain). Karena gue dan temen-temen magang gue waktu itu termasuk orang-orang yang cukup suka jalan-jalan dan gak mau menghabiskan sisa hari hanya berdiam di kamar, jadi kami selalu berusaha untuk tetap memaksimalkan sisa waktu hari kami dengan mengeksplorasi kota Sofia yang klasik, damai dan cantik ini. Sore itu, hari-hari pertama gue di Sofia, Bulgaria , setelah jam kantor berakhir sekitar pukul 05.00 sore waktu setempat, gue sama salah seorang temen gue, Ulfi namanya pergi ke pusat kota untuk mulai menghapalkan rute bis maupun MRT. Ini pertama kalinya gue pergi ke pusat kota tanpa ditemani salah seorang staf KBRI yang sudah menjadi sesepuh kota Sofia

Sesampainya di pusat kota, sebutlah di daerah Serdika (karena biasanya kalau naik MRT ke pusat kota berhentinya di stasiun Serdika), saat itu udah menjelang pukul 06.00 sore, tapi disana masih terang karena matahari baru akan terbenam sekitar pukul 08.00 malam karena sedang musim panaspada waktu itu. Di pusat kota ada banyak bangunan-bangunan bersejarah yang bisa di kunjungi, salah satunya masjid peninggalan masa kejayaan Kekaisaran Ottoman di  Sofia. Oh iya, gue lupa kasih tau kalau Bulgaria itu adalah tetangganya Turki, kalian bisa sampai di Turki hanya lewat jalur darat lho dari Bulgaria. Dan karena Bulgaria ini termasuk salah satu wilayah yang pernah ditaklukkan oleh kekaisaran Ottoman pada masa itu, maka tidak di pungkiri ada beberapa masjid peninggalan kekaisaran Ottoman di negara tersebut. Dari masjid-masjid peninggalan tersebut ada yang sudah beralih fungsi menjadi gereja, namun ada satu masjid di tengah kota yang masih berdiri tegak, yaitu masjid Banya Bashi. Masjid Banya Bashi ini alhamdulillah masih berfungsi sebagaimana mestinya digunakan oleh warga muslim setempat untuk sholat lima waktu dan sholat-sholat perayaan hari besar umat islam lainnya. Selain itu, masjid ini juga menjadi salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan non muslim.


(gue baru sadar ternyata foto yang gue ambil ini penampakan masjid dari belakang bukan depan)

Sore itu, gue seneng banget karena secara tidak langsung gue berkesempatan untuk melakukan wisata religi. Gue sengaja muter-muter sekitaran pusat kota hingga petang biar dapat berkesempatan merasakan sholat maghrib di masjid tersebut. Waktu awal berniat untuk sholat di masjid tersebut, gue sempet bingung, ada mukena gak ya ? karena gue lupa banget bawa mukena dan saat itu gue pakek baju yang cukup tidak proper untuk digunakan sholat. Tapi, untung banget waktu itu gue melihat didepan pintu masuk masjid ada jubah yang disediakan untuk para pengunjung yang menggunakan baju minin. Berhubung waktu itu sudah memasuki waktu sholat, saat gue hendak masuk ke masjid, gue cukup terkejut melihat ternyata ada  lumayan banyak juga warga muslim setempat yang melakukan ibadah di masjid tersebut. Emang sih gak serame masjid-masjid di Indonesia, tapi untuk ukuran masjid di negara minoritas muslim, menurut gue itu tergolong cukup rame walaupun hanya beberapa shaf yang terpenuhi. Terharu banget sih  pokoknya melihat hal semacam itu.

Pada saat itu gue excited banget, "oh jadi begini ya rasanya melakukan ibadah dimana orang muslim adalah minoritas di wilayah tersebut.". Walaupun excited banget buat sholat di dalam masjid, tapi gue juga  masih mikir-mikir nih , "boleh gak sih perempuan sholat di masjid ini ?", karena pada waktu itu gue gak melihat seorang wanitapun yang masuk ke masjid untuk melakukan ibadah sholat, semuanya kaum adam. Setelah keraguan melanda, gue memutuskan untuk tetap melanjutkan niat baik dan masuk ke masjid walaupun terkejut karena ternyata beneran cuma gue sama Ulfi perempuan disana wkwk

Sebelum melakukan ibadah dan masuk ke masjid, jelas dong harus wudhu dulu, masa iya sholat gak wudhu. Tempat wudhunyapun layaknya masjid pada umumnya yaitu ada diluar/samping masjid. Dan satu hal lagi yang menurut gue cukup menarik, yaitu di deket tempat wudhu ada WC , and you know what? wc nya bukan wc duduk  seperti pada umumnya toilet di negara barat ya, tapi wc nya adalah wc jongkok, unik banget gak sih ? Sepertinya masjid ini masih tetap mempertahankan kekhasnya bangunan jaman dulu tanpa mengubah hal-hal kecil didalamnya, termasuk toilet yang ada di masjid tersebut. Setelah selesai berwudhu, gue ambil jubah untuk sholat dan masuk ke masjid. Oh iya, jubahnya ini semacam mukena terusan (taukan maksud gue mukena terusan kayak gimana ?). 


(maafkan foto yang sangat tidak proper ini, tapi setidaknya kalian bisa kebayang dong jubah yang gue maksud kayak apa hehe)

Ketika memasuki pintu masjid , mashAllah banget rasanya kayak  masuk ke masjid-masjid yang ada di Turki (eh emang gue udah pernah ke Turki? haha maksudnya kalau lo sering lihat foto-foto masjid di Turki melalui film/youtube, begitulah kurang lebih gambarannya). Ukiran, keramik dan semua ornamen yang ada di dalam masjid ini sangat mencirikan kekaisaran Ottoman. Mungkin masjid ini jika di bandingkan dengan masjid-masjid di negara islam lainnya  tidaklah terlalu luas, namun untuk masjid dimana mayoritas penduduknya adalah kristen orthodoks, maka masjid ini tergolong cukup luas menurut gue dan tentunya indah banget gengs. Ini adalah pengalaman pertama gue melakukan sholat di masjid di negara berpenduduk minoritas muslim, dan ternyata rasanya haru banget banget banget. 





(foto-foto yang gue ambil saat itu emang gak ada yang proper karena gue agak insecure ditegur dilarang mengambil gambar mengingat waktu itu waktu sholat, jadilah foto-foto seadanya yang gue jepret)


(sorry gue adanya cuma foto ini yang menunjukkan gambaran masjid dari depan wkwk)

Setelah menikmati indahnya merasakan ibadah di masjid yang notaben warga setempat adalah non muslim, gue waktu itu jadi sempat terbersit dalam hati, "sepertinya menarik jika jika suatu hari melakukan wisata religi, mendatangi bangunan-bangunan bersejarah peninggalan pada masa dimana waktu itu islam pernah berjaya.". Apakah kalian pernah berpikiran untuk melakukan hal yang serupa ? atau mungkin kita bisa atur trip bersama ? Ah, nanti dulu deh, sekarang atur rencananya dulu aja ya, set a goal dan realisasikan setelah wabah virus corona mereda. Saat ini #StayAtHome dulu aja yaa.

Comments

Popular posts from this blog

Ketangkep Petugas Mumbai Suburban Railway (Kereta Api) di Mumbai

Ubud Surganya Bule eh Bali Maksudnya

Keseruan Rafting di Ubud Bersama Para Bule dan Menjadi Minoritas