Perjalanan Panjang yang Harus Berhenti Menjelang Penghujung Jalan : Proses Rekrutmen Pegawai Setempat Kemlu Periode II TA 2020 #Part1

    Bismillahirrahmannirahim. Tulisan kali ini mungkin berbeda dari tulisan sebelumnya yang lebih banyak bercerita tentang travelling-lah, tentang perjalanan hiduplah, dsb. Untuk tulisan ini  lebih terkesan semi formal kali ya, tapi semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang mungkin penasaran dan tertarik terkait rekrutmen pegawai setempat  atau local staff  (LS)  Kementerian Luar Negeri RI. 

    Okay, singkat cerita nih, aku adalah salah satu calon kandidat LS Kemlu periode II TA 2020, tapi sayangnya belum rejeki sehingga harus gugur pada tahap terakhir, apa itu tahap terakhirnya dan seberapa panjang sih prosesnya? Nanti aku jelasin yaa tahapan-tahapannya apa aja. Jadi, setiap tahun sebanyak kurang lebih 2 kali dalam setahunnya, Kemlu  membuka lowongan untuk LS yang akan di tempatkan di perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri, baik itu untuk KBRI (Kedutaan Besar RI), KJRI (Konsulat Jendral RI) maupun PTRI (Perwakilan Tetap RI). LS ini sendiri berbeda dengan CPNS yang masa jabatanya bisa sampai pensiun, memiliki tunjangan A,B,C dan sebagainya, sedangkan LS ini hanya memiliki masa kontrak selama 2 tahun. Apakah itu akan di perpanjang atau tidaknya, ya tergantung kebijakan dari perwakilannya (KBRI, KJRI, atau PTRI ditempatkan). Dan yang perlu digaris bawahi, LS ini tidak ada jenjang karir, kalau kalian berkesempatan melanjutkan kontrak setelah 2 tahun pertama, ya statusnya tetap pegawai kontrak dan  menjadi LS serta tidak ada jenjang karir atau naik jabatan. Tapi berhubung aku sendiri bukan LS dan dikhawatirkan salah menginformasikan, jadi untuk lebih detailnya terkait apa itu LS, apa saja tugas, hak, dan kewajibannya, kalian aku saranin sih bisa baca sendiri ya di portalnya kemlu ✌ Oh iya, buat kalian nih khususnya  generasi milenial, LS ini menurutku patut dicoba, ya meskipun gak ada jenjang karir, tapi buat menambah pengalaman kalian , ini menurutku worth  to try banget. Itu kenapa akupun pengen banget jadi LS hahah

    Baiklah kita lanjutkan aja ya cerita pengalamanku, kan itu poinnya hahah Dikarena dalam setahun ada dua kali pembukaan lowongan LS Kemlu, yaitu awal tahun sekitaran bulan Februari - Maret dan pertengahan tahun yaitu Agustus-September (tapi waktu tersebut tidak pastinya, bisa berubah sih sewaktu-waktu), jadi aku daftar nih dengan mengirim berkas lamaran ke Kemlu di awal tahun (periode I TA 2020). Aku kirim dua berkas, yang satu soft copy melalui email, dan yang satunya hard copy yang di kirim langsung melalui pos ke Kemlu di Pejambon. Kenapa harus kirim dua berkas? Aku lupa sih waktu itu siapa yang kasih tau, tapi kalau gak salah sih salah satu seniorku di kampus sebutlah dia kak V, yang infoin lebih baik kirim berkas dua kali khususnya kirim juga melalui pos. Sebagai pemula nih, aku coba dong daftar dengan mengirim dua berkas dengan media yang berbeda. Berbulan-bulan sudah berlalu, hingga pertengahan tahun ternyata aku gak dapat email dari Kemlu terkait lolos atau tidaknya proses administrasi. Yasudah, karena hingga pertengahan tahun tidak kunjung menerima kabar kelolosan, akhirnya memasuki waktu pembukaan lowongan LS Kemlu periode II tahun 2020 pun tiba. Aku coba kembali kirim berkas melalui dua media yang berbeda yaitu email dan pos dengan harapan kali ini ada berita baik. 

    Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 16 Oktober 2020 malam hari, tiba-tiba ada notifikasi email yang masuk dari CPS BSDM Kemlu (Calon Pegawai Setempat Biro Sumber Daya Manusia Kemlu) yang menginformasikan bahwa aku lolos tahap administrasi pertama. Di email juga disampaikan untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan akun di portal Kemlu dan pengisian data sebagai tahapan administrasi berkas kedua. Saat itu rasanya bersyukur banget akhirnya berita yang ditunggu-tunggu tiba. Oh iya FYI, sistem Kemlu itu, jika lolos maka akan diinformasikan ke email masing-masing kandidat, jika tidak lolos maka gak akan  terima email / tidak akan diinformasikan lebih lanjut (semacam di gantung sih jadinya kalau ketinggalan informasi, jadi harus sering-sering update aja dari teman seperjuangan apakah ada informasi lebih lanjut atau tidaknya). 

    Setelah proses administrasi tahap dua tersebut, selang 10 hari kemudian tepatnya tanggal 26 Oktober 2020, alhamdulillah aku dapet email lagi nih dari CPS BSDM Kemlu yang berisikan informasi bahwa aku lolos tahap seleksi administrasi dan lanjut ke tahap selanjutnya yaitu seleksi ujian tertulis yang terdiri dari ujian pengetahuan umum dan ujian kemampuan bahasa. Berhubung tahun kemarin masih dalam masa pandemi, jadi semua proses rekrutmennya dilakukan secara online. Tiga hari kemudian, aku dapat email lagi terkait jadwal ujian tertulis yang akan diselenggarakan pada tanggal  31 Oktober - 2 November 2020. Eits tapi jangan salah, bukan berarti ujian tertulisnya tiga hari terturut-turut lho, ujiannya cuma sehari kok, namun karena banyaknya kandidat sehingga waktu ujiannya dibagi menjadi tiga hari, agar tidak membludak jika di jadikan satu hari. Waktu itu yang lolos ke tahap ujian tertulis ada sebanyak 478 kandidat dan aku dapat jadwal ujian di hari terakhir yaitu tanggal 2 November 2020. Dalam sehari ada dua sesi dan aku dapat jadwal sesi pertama yaitu pagi pukul 08.30- 11.30 WIB. Dalam seleksi ujian tertulis ini, karena ada dua tahapan yaitu ujian pengetahuan umum dan ujian kemampuan bahasa, jadi dalam satu sesi itu di bagi lagi menjadi 2 sub-sesi, nanti akan ada jeda waktu break sebentar sebelum lanjut ke sesi ujian kemampuan bahasa. Oh iyaa, sebelum mulai ujian, akan ada proses registrasi terlebih dahulu, jadi pastikan untuk bergabung ke zoom meetingnya setidaknya 1 jam sebelum ujian dimulai ya, karena proses registrasi cukup memakan waktu karena antrian.

    Untuk ujian tertulis ini menurutku sih kurang lebih semacan SKD CPNS kalau kalian pernah coba ikut ujian CPNS, tapi bedanya gak ada matematika atau hitung-hitungan apalah itu, jadi lebih fokusnya ke pengetahuan umum kita terkait kebangsaan, isu-isu internasional, dan juga kebijakan-kebijakan politik luar negerinya Indonesia. So, kuncinya ya rajin-rajin baca berita internesyenel aja sih biar tetap update. Untuk jumlah soalnya sendiri aku bener-bener lupa, antara 40 atau 50 soal pilihan ganda dan ada 3 soal esai, kalau gak salah inget ya. Eh kalau ada yang ikut juga ujian tertulis waktu itu  dan inget detail jumlah soalnya, please feel free  komen di bawah yaa biar kita sama-sama berbagai informasi heheh Setelah selesai ujian pengetahuan umum, maka lanjut ke ujian kemampuan bahasa. Awalnya aku pikir akan ada ujian bahasa asing kedua yang akan di tes, tapi ternyata cuma satu yaitu full bahasa inggris. Ujiannya gak jauh beda sama kayak test TOEFL lah ya seingetku, pilihan ganda dan ada 3 esai. Dan untuk esainya waktu itu ditanya apa yang memotivasi menjadi LS  gitu dan dua soal lainnya yaitu ada berita terkait isu terkini di suatu negara, nah dari berita tersebut kita disuruh nulis laporan (atau semacam berita acara gitu deh) untuk Kemlu terkait isu yang dipaparkan di berita tersebut. Jadi, ketika menulis laporan dari berita tersebut, kita berandai-andai nih kita sedang ditempatkan di perwakilan Indonesia di negara tersebut, dan kita diharuskan membuat laporan dari berita terkini dari negara dimana kita ditempatkan itu. Jujur, waktu itu aku kekurangan waktu dalam mengerjakan soal esainya, jadi sedikit agak hopeless sih bakal bisa lanjut lagi ke tahap selanjutnya atau enggak. Tapi, kalau denger-denger cerita dari yang lainnya juga, ternyata banyak juga yang kekurangan waktu, so aku gak sendirian dong ternyata, jadi aku masih ada harapanlah yaa buat lolos ke tahapan selanjutnya haha 

    Apakah ada kelanjutan dari cerita perjalanan ini? Nanti aku lanjutin di postingan part 2 yaa, karena kalau di buat satu part terlalu panjang jadinya, ntar bosen banget bacanya kalau terlalu panjang. Apakah itu tahapan selanjutnya? Sampai jumpa di postingan part 2, fellas!

Comments

Popular posts from this blog

Ketangkep Petugas Mumbai Suburban Railway (Kereta Api) di Mumbai

Ubud Surganya Bule eh Bali Maksudnya

Keseruan Rafting di Ubud Bersama Para Bule dan Menjadi Minoritas