Jakarta Mengajarkan arti Kedamaian dalam Kesendirian

Beberapa bulan berlalu sejak kepindahan gadis tersebut ke ibu kota. Bukan awal-awal yang mudah memang, banyak adaptasi yang harus dilaluinya, namun proses tersebutlah yang mengobati lukanya. Kesibukan dalam beradaptasi dengan kemacetan Jakarta, dengan hard working vibe Jakarta, dan keindividualisme-an manusia-manusia di kota tersebut. Maklum, gadis tersebut tumbuh di kota Jogja yang tenang dan dimana keramahtamahan masyarakatnya sangat melekat, dan kini ia harus berhadapan langsung dengan manusia-manusia metropolitan yang kehidupannya hanya di penuhi dengan kerja, kerja dan kerja demi memenuhi kebutuhan hidup dan juga ambisiusnsya masing-masing.

Pada awal kepindahannya tersebut, ia masih terbilang cukup buta dengan kota ini walaupun sebelumnya sudah cukup sering bulak-balik ke kota tersebut, namun selama ini jika bepergian ke Jakarta selalu bersama keluarganya, jadi ini merupakan kali pertama ia ke Jakarta seorang diri untuk berpetualang di kota tersebut. Dan pada saat itu, karena tujuannya untuk bekerja, maka pergilah ia ke berbagai job fair dari tempat satu ke tempat yang lain ditemani dengan seorang teman kuliahnya, akhirnya ia mulai memberanikan diri mencoba transportasi umum di ibu kota, dan mulai menghapalkan jalur walaupun pada akhirnya pasti pernah kesasar sana -sini, tapi tak apa, baginya itu cukup seru walaupun cukup melelahkan karena memakan waktu, terkadang iapun harus jalan jauh untuk mencari halte atau stasiun terdekat, demi menghemat uang tentunya, ya anggap saja tantangan kecil di awal, bukan begitu? . 

Saat itu tentu bukanlah saat-saat yang mudah baginya, nyatanya iapun sempat beberapa kali merasa putus asa mencari pekerjaan, karena ternyata tidak semudah itu ferguso. Kota besar yang di gadang-gadangkan  menawarkan jutaan impian, nyatanya hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan, ya walaupun pada akhirnya ia berhasil juga mendapatkan pekerjaan meskipun tidak sesuai bayang-bayangnya diawal kepindahan ke ibu kota. Tapi tak apa, toh tidak ada gunanya juga kan menyesali apa yang sudah berlalu, setidaknya pasti ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap tahapan hidup yang dilalui. Eh, tapi intinya bukan itu, selama hampir dua tahun merantau dan tinggal di kota tersebut, cukup banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak akan pernah ia dapatkan jika ia tidak merantau. Jadi, meskipun kehidupan tidak seindah yang dibayangkan, setidaknya proses dan pembelajaran dalam hidup tersebut jauh lebih penting untuk bekal melangkah kedepan. Bukankah begitu?

Dari Kota Jakarta, ia jadi belajar menemukan jati dirinya, walaupun belum sepenuhnya dan hingga saat ini ia juga masih dalam proses pencarian jati diri. Akan tetapi, dari kehidupan di kota besar itu ia menyadari arti dari kesendirian. Eits tapi bukan berarti kesepian yaa, justru ia menyadari kalau terkadang kesendirian itu justru memberikan kedamaian. Dengan kepadatan dan tingginya mobilitas di kota tersebut, membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu libur kerja seorang diri dari pada harus berkumpul dengan teman. Ia menemukan bahwa sendirian tidaklah seburuk itu. Padahal ketika masih di Jogja, kemanapun ia pergi, setidaknya harus ada teman yang menemaninya karena pada saat itu ia merasa aneh jika jalan-jalan sendiri apalagi ke mall. Akan tetapi, berbeda dengan kehidupan di Jakarta, ia menemukan bahwa jalan-jalan sendiri tidaklah semenakutkan itu . Karena jujur, ketika menghabiskan waku libur bersama orang lain, terkadang memakan waktu lebih lama karena harus saling tunggu menunggu, ingat ini Jakarta bukan Jogja, macet dimana-mana dan untuk sampai kesuatu tempat apalagi menggunakan transportasi umum tidaklah bisa membutuhkan waktu yang sedikit. Selain itu, ketika ia menikmati waktu sendiri, ia menjadi lebih luwes dalam mengambil keputusan-keputusan kecil, semisal akan makan apa, jalan ke mana, dsb karena tidak perlu berdiskusi yang memakan waktu dan tentunya ini akan lebih efisien  waktu dalam menikmati hari liburnya. Mungkin bagi sebagian besar orang akan terasa sangat aneh kali ya mendengar hal ini, tapi disini banyak sekali hal yang ia pelajari selain menyadari arti kesendirian, tentunya ia belajar untuk menjadi lebih mandiri tanpa ketergantungan dengan manusia lain. Ia jadi merasa nyaman menghabiskan waktu luangnya seorang diri menikmati pemandangan kepadatan ibu kota dan melatih dirinya untuk menjadi manusia yang berani melangkah tanpa harus ada yang menemani, karena hidup itu tentang diri kita sendiri, apapun keputusan dalam hidup kitalah yang harus memutuskan dan bertanggung jawab atasnya. Dan dalam setiap keputusan yang diambil pasti ada resiko, sehingga dari situ ia belajar juga mengenai tanggung jawab dari apapun keputusan yang diambilnya tanpa harus menyesali apa yang sudah ia tentukan. Terdengar klise sekali bukan? Tapi itulah hidup, terkadang justru dari  hal-hal kecil yang membuat kita jadi belajar untuk lebih mengenal dan mencintai diri sendiri dalam kondisi apapun. Ingat, kesendirian bukan berarti kesepian, justru bisa jadi dengan kesendirian kamu jadi lebih memahami dirimu dan merasa lebih damai.

See you in the following story of Jakarta~

Comments

Popular posts from this blog

Ketangkep Petugas Mumbai Suburban Railway (Kereta Api) di Mumbai

Ubud Surganya Bule eh Bali Maksudnya

Keseruan Rafting di Ubud Bersama Para Bule dan Menjadi Minoritas