Dilema Kehidupan Pada Masa Quarter Life Crisis

Setahun sudah pandemi melanda bumi kita, bagaimana kabar kalian pejuang kehidupan? Masa-masa ini bukan masa yang mudah memang, apalagi bagi para pejuang quarter life crisis. Diusia dimana sedang berproses mencari jati diri, namun di timpa cukup banyak cobaan. Meskipun berat, bukankah ini cukup menantang? Bagi yang suka tantangan, ini adalah waktu yang tepat untuk menguji adrenalin. Ya meskpin tidak dipungkiri, jika ditengah jalanpun pasti merasakan terengah-engah, ingin menyerah dan mengakhiri semuanya. But it's okay guys, merasa lelah itu wajar kok, wajar banget malah dan sangat manusiawi. Toh kita manusiakan? Wajar kok kalau manusia itu merasa lelah, kan manusia punya perasaan. Tapi ingat, setelah itu, yuk kita bangkit kembali, bersama-sama.

Diusia generasi millenial saat ini, untuk mencari jati diri dapat dengan mencoba berbagai hal, ya meskipun jati diri tidak selalu ditemukan dalam rentang usia first quarter life, karena bisa saja jati diri baru ditemukan setelah memasuki usia 40 tahunan atau malah second quarter life misalnya, tidak ada yang terlambat dan tidak mungkin kok. Tapi, pada umumnya, yang sedang menggebu-gebu mencari jati diri adalah anak manusia pada generasi millenial, ya seperti aku dan kamu. Mencari jati diri berarti mencari tujuan hidup, dan tujuan hidup bukanlah hal yang mudah untuk ditemukan, bukan begitu? Dalam mencari jati diri, pasti akan dihadapkan dalam berbagai pilihan yang tentunya akan membuat hati dilema, mana yang harus di pilih, dan mana yang harus dilepaskan.  Tenang, aku bukan sok berkata bijak, karena aku juga sama seperti kalian yang mungkin sedang membaca ini, sama-sama sedang dalam masa tersebut.

Banyaknya pilihan didepan mata, terkadang justru membuat semakin sulit dalam mengambil keputusan, mana yang sebenarnya harus di pilih, mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan berbagai pertimbangan, mungkin akan  muncul opsi yang baik dan buruk untuk di pilih, namun tanpa mencoba, bukankah kita tidak akan pernah tahu mana yang sebenarnya baik dan buruk? Mumpung masih usia muda, masa-masa inilah yang menurutku cocok untuk mencoba berbagai hal dalam mencari jati diri, misalnya mencoba berbagai pekerjaan. Toh usia saat ini tentunya usia-usia produktif bagi manusia generasi millenial dalam bekerja bukan? Namun, mencari pekerjaan yang sesuai dan yang benar-benar digemari juga bukanlah hal mudah, meskipun pada akhirnya banyak juga yang bekerja karena mengikuti arus garis kehidupan, atau sebutlah "go with the flow". Iya, tidak sedikit juga generasi millenial yang pada awalnya sudah menetukan keputusan, dan dipertengahan jalan merasa kelelahan, namun pada akhirnya memutuskan untuk, yasudah jalani saja keputusan yang sudah diambilnya sejak awal, itulah resikonya. Mau bagaimana lagi, go with the flow terkadang adalah opsi terbaik bagi kesehatan mental bukan? Jalani saja, biarkan tangan-tangan malaikat Tuhan yang menetukan akhirnya bagaimana. Setidaknya, ini adalah tindakan yang sangat bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambilnya sejak awal, menyadari resikonya dan tetap bertanggung jawab dalam menjalani resiko tersebut. Sangat luar biasa, karena ini bukanlah hal yang mudah. Ingat, kalian luar biasa!

Namun, ada juga tipe manusia generasi milenial yang seperti aku sebutkan diatas, yaitu manusia-manusia yang mungkin lebih menyukai tantangan. Biasanya, manusia tipe ini merekapun sedang dalam mencari jati diri, namun dengan mencoba berbagai hal berbeda dalam dunia kerja (karena topik ini yang sedang kita bahas). Iyes, mungkin inilah salah satu cara mereka untuk menemukan jati dirinya, dengan mencoba pekerjaan di bidang A, B,C dan seterusnya. Meskipun begitu dan mungkin terlihat terlalu abstrak masa depannya, namun hal ini juga tidak salah, toh hidup adalah perjalanan bukan? Dan dalam menjalani kehidupan tersebut, manusia  tipe ini menurutku juga tipe yang bisa di kategorikan menjalani hidup go with the flow juga, hanya saja berbeda persepektif. Kenapa? ya karena bisa saja pilihan yang mereka ambil adalah apa yang ada didepan mata mereka, dan mereka menjalani apapun itu pilihan yang ada di depan mata dan menganggap itu adalah tantangan untuk dicoba, hingga akhirnya kehidupannya dipenuhi dengan berbagai pengalaman, meskipun dalam setiap keputusannya tersebut tidak selalu membawa kebahagiaan, atau mungkin ditengah jalan ia juga merasa salah mengambil langkah. Namun ini juga cukup menarik, karena mencoba berbagai hal berbeda tersebut membuat perjalanan hidup menjadi semakin berwarna. "Hidup adalah perjalanan, dalam hidup jika kamu hanya jalan lurus terus, kamu gak akan tahu ada apa di sebelah  kanan dan kiri. Dalam hidup, jika jalanmu selalu mulus, maka kamu gak akan pernah merasakan tantangan dan hidup akan berjalan sangat monoton".

Kedua tipe diatas pada akhirnya sama-sama menjalani hidup "go with the flow" dengan persepektifnya masing-masing, yasudah jalani saja, yang penting tetap melakukan yang terbaik. Dengan melakukan yang terbaik, apapun keputusan yang diambil, pada akhirnya akan menghasilkan hikmah. Dalam setiap keputusan, akan selalu ada hikmahnya, bukan begitu? Ya meskpiun tidak selalu hikmah tersebut terlihat jelas dalam waktu yang singkat.  Dan sebenarnya tidak ada keputusan yang salah dan benar, tergantung bagaimana kita melihatnya, karena semua keputusan pada akhirnya akan selalu memberikan suatu pelajaran kehidupan. Dan pelajaran kehidupan itu bukanlah hal yang ada di buku dan kita pelajari disekolah ataupun kuliah, sehingga berterima kasihlah pada kehidupan karena memberikan pelajaran yang tidak akan pernah ternilah harganya.

"Hidup adalah perjalanan, dalam hidup jika kamu hanya jalan lurus terus, kamu gak akan pernah tahu ada apa di sebelah  kanan dan kiri. Dalam hidup, jika jalanmu selalu mulus, maka kamu gak akan pernah merasakan tantangan dan hidup akan sangat monoton".

Comments

Popular posts from this blog

Ketangkep Petugas Mumbai Suburban Railway (Kereta Api) di Mumbai

Ubud Surganya Bule eh Bali Maksudnya

Keseruan Rafting di Ubud Bersama Para Bule dan Menjadi Minoritas